JAKARTA, DETIKINET (delapantoto) — Penyedia infrastruktur internet global, Cloudflare, akhirnya memberikan penjelasan lebih rinci terkait gangguan teknis masif yang melumpuhkan sebagian besar situs web terkemuka, termasuk X (Twitter), Canva, dan ChatGPT, pada Selasa malam (18/11/2025). Pihak Cloudflare menyalahkan fenomena “lonjakan lalu lintas (traffic) yang tidak biasa” sebagai pemicu awal sebelum sistem mereka mengalami serangkaian error massal.
Meskipun layanan telah berangsur pulih, insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan sistem load balancing Cloudflare menghadapi lonjakan tak terduga.
I. Penjelasan Cloudflare: Traffic Abnormal Sebagai Pemicu
Dalam pernyataan resmi teknisnya, Cloudflare memberikan kronologi yang sedikit berbeda dari dugaan awal kesalahan konfigurasi tunggal:
Pemicu Awal: Cloudflare mengklaim bahwa terjadi lonjakan lalu lintas jaringan global yang sangat besar dan tidak biasa (unusual spike in global traffic) dalam waktu singkat, yang melampaui ambang batas normal yang dapat ditangani oleh server mereka.
Kegagalan Sistem: Lonjakan traffic yang mendadak dan abnormal ini memicu kegagalan sistem perutean (routing) dan load balancing di beberapa pusat data utama Cloudflare. Kegagalan ini kemudian menyebabkan server tidak dapat merespons permintaan pengguna, menghasilkan Error 500 atau 502 pada jutaan situs web.
Pengakuan Manusia: CEO Cloudflare, Matthew Prince, menambahkan bahwa meskipun pemicunya adalah traffic yang ekstrem, kegagalan ini diperburuk oleh kesalahan software konfigurasi yang seharusnya dapat mencegah cascading failure (kegagalan berantai).
“Kami telah mengidentifikasi akar penyebabnya pada lonjakan lalu lintas yang tidak biasa yang memicu masalah pada sistem internal kami. Kami telah memitigasi masalah tersebut dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang luas,” jelas perwakilan Cloudflare.
II. Kronologi Gangguan dan Dampak di Indonesia
Gangguan terjadi sekitar pukul 18.00 hingga 19.30 WIB. Di Indonesia, dampaknya terasa sangat signifikan:
-
Media Sosial dan AI: Layanan X dan ChatGPT menjadi salah satu yang paling cepat tumbang.
-
Layanan Vital: Situs resmi BMKG juga sempat sulit diakses, menimbulkan kekhawatiran tentang penyebaran informasi peringatan dini.
-
Sektor Bisnis: Banyak platform e-commerce dan layanan FinTech mengalami delay transaksi.
III. Tindak Lanjut dan Janji Perbaikan
Saat ini, layanan Cloudflare sudah kembali normal dan beroperasi stabil. Namun, insiden ini menjadi evaluasi besar bagi perusahaan:
-
Investigasi Menyeluruh: Cloudflare berjanji akan melakukan investigasi teknis secara menyeluruh untuk mengidentifikasi sumber lonjakan traffic tersebut dan memperkuat software pencegahan kegagalan.
-
Penguatan Infrastruktur: Komitmen untuk memperkuat sistem load balancing dan redundansi internal akan menjadi prioritas agar peristiwa serupa tidak terulang.
Insiden ini menegaskan bahwa bahkan raksasa infrastruktur digital pun tidak kebal terhadap kegagalan teknis, dan mendorong perusahaan di Indonesia untuk memikirkan strategi multi-cloud dan multi-CDN.