Waketum Golkar Minta Pendemo Bahlil Objektif Lihat Masalah Tambang Raja Ampat

Jakarta – Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham mengapresiasi sekaligus menyayangkan aksi demonstrasi saat Menteri Energi dan Sumber INITOGEL Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tiba di Bandara Domine Eduard Osok (DEO), Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (7/6/2025).

Diketahui, demo tersebut berkaitan dengan aktivitas pertambangan nikel oleh PT Gag Nikel di Pulau Gag, Raja Ampat.

“Kami memberi apresiasi terhadap aksi tersebut, sebagai bagian dari dinamika demokrasi. Namun, kami sangat menyayangkan karena yang melakukan aksi tersebut tidak menguasai anatomi masalah yang sebenarnya,” kata Idrus dalam keterangan tertulis diterima, Senin (9/6/2025).

Idrus menjelaskan, anatomi dimaksud adalah melakukan verifikasi secara faktual, mengingat secara formal pemberian izin usaha pertambangan tersebut dilakukan jauh sebelum era Bahlil Lahadalia menjabat sebagai Menteri ESDM. Karenanya, sebutan Bahlil penipu saat demo tersebut tidak beralasan.

“IUP produksinya itu terbit tahun 2017, saat Menteri ESDM masih dijabat oleh Ignasius Jonan. Sedangkan Pak Bahlil baru masuk ke pemerintahan tahun 2019 sebagai Kepala BKPM dan baru menjabat Menteri ESDM belakangan,” jelas Idrus.

Sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus menegaskan dirinya sangat berkebaratan dengan tudingan dan tuduhan dialamatkan dengan ketua umumnya dengan sebutan penipu, manipulator dan aktor perusak lingkungan.

“Yang terjadi justru menunjukkan bahwa Pak Bahlil cepat bertindak secara nyata dengan meninjau langsung ke lokasi, sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya,” ungkap Idrus.

Tak Lari dari Tanggung Jawab

Idrus melihat, sebagai pemimpin otentik, Bahlil telah terbiasa melihat akar masalah dengan cermat dengan berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait. Dia menegaskan, Bahlil bukanlah tipe pemimpin yang menghindari masalah.

“Pak Bahlil adalah sosok yang tidak pernah lari dari tanggung jawab. Dia tidak hanya bekerja di balik meja, tapi benar-benar datang langsung untuk mendengar dan berdialog dengan masyarakat,” tutut dia.

Idrus pun mengajak semua pihak untuk bersikap objektif dalam menilai kebijakan pemerintah. Khususnya, dalam isu-isu sensitif seperti pertambangan di kawasan timur Indonesia.

“Saya mengajak segenap anak bangsa untuk dapat melihat segala sesuatu sesuai konteks anatomi masalah secara faktual dan komprehensif, sehingga mampu mengedepankan sikap yang objektif, proporsional dan bijak bagi kemaslahatan bangsa,” dia menandasi.

Sumber  : Doktersehat99.id